Dengan tatapan sedih, Sappe menceritakan betapa sulitnya mendapatkan izin berlayar dan memperoleh bahan bakar untuk melaut. Dia juga menyoroti kebutuhan akan layanan kesehatan yang memadai dan pendidikan yang berkualitas di daerahnya, terutama untuk generasi masa depan. Anies mendengarkan setiap kata Sappe dengan seksama, mencermati setiap rincian yang disampaikan.
Setelah Sappe selesai berbicara, Anies dengan lembut memeluknya. Pelukan itu terasa begitu hangat, memberikan sedikit kelegaan bagi Sappe yang terlihat tegang. Anies kemudian mengangkat wajah Sappe dan berjanji akan memperjuangkan hak-hak nelayan serta masyarakat kecil lainnya.
Dalam orasinya, Anies dengan penuh semangat menggugah hati pendukungnya. Dia membahas berbagai persoalan yang dihadapi oleh nelayan kecil, termasuk pembatasan dalam melaut dan kesulitan mengakses bahan bakar. Anies menyerukan perlunya perubahan yang merata, di mana hak-hak semua orang, baik besar maupun kecil, dihormati dan dilindungi.
“Kita tidak boleh membiarkan ketidakadilan terus berlanjut. Kita harus berjuang bersama untuk menciptakan perubahan yang adil dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Anies, diiringi sorak-sorai dari para pendukungnya. Dengan penuh keyakinan, Anies menyampaikan bahwa perubahan yang dijanjikan akan datang, dan nelayan serta masyarakat kecil akan mendapatkan perlindungan dan kesempatan yang layak.
Sappe, yang masih terdiam namun penuh harap, melepas pelukan dari Anies dengan senyum kecil di wajahnya. Dia merasa lega karena akhirnya ada seseorang yang mendengarkan dan berjanji untuk mengambil tindakan nyata. Dalam hatinya, Sappe merasa yakin bahwa perubahan benar-benar akan terjadi, dan masa depan yang lebih baik sedang menanti bagi dirinya dan rekan-rekannya sesama nelayan.